My Read Lists

Senin, 28 Januari 2013

Tentang Cinta

"Gimana kabarnya? Dia sehat-sehat aja kan? "

Pertanyaan ini sering aku lontarkan pada Irma tiap kami berbalas pesan singkat. Setelah hampir satu tahun aku tak pernah melihatnya lagi, karena aku hanya satu kali bertemu dengannya. Ya, untuk yang pertama dan terakhir kalinya. Mungkin saja semua ini tidak akan terjadi jika Irma tidak mengenalkanku padanya. Mungkin saja, aku dan dia akan...

***

April, 2012

Sudah beberapa malam terakhir ini aku bernostalgia dengan teman SMP ku yang bernama Irma. Kami sudah lama sekali tidak ada komunikasi, ya semenjak lulus SMP. Kurang lebih sudah 7 tahun laah. Entah seperti apa dia sekarang, apakah masih cerewet seperti dulu? Dia mendapatkan nomor telepon selularku dari temanku, setelah itu sampai malam ini pun kami bernostalgia jaman SMP via telepon.

"Ehh, Ru. Lo mau nggak gue kenalin sama temen gue?" tiba-tiba Intan mengganti tema pembicaraan kami, padahal dari tadi kami hanya berduet, aku yang memetik gitar, lalu bernyanyi bersama.
"Ahh, nggak mau gue." tolakku.
"Ehh, serius nih. Lo juga masih jomblo kan?"
"Iya sih, tapi.." aku masih ragu-ragu untuk mengiyakan tawarannya.
"Eru.. Temen gue yang ini baik kok, dia nggak kayak mantan lo kemaren. Dia juga baru putus sama pacarnya, penyebabnya juga sama kayak lo. Dikhianatin gitu deh."
"Serius lo?"
"Iya, ngapain juga gue bohong. Dia sahabat gue dari SMA. "
"Ehm... gimana ya?" aku masih ragu.
"Ya udah, gini aja deh. Gue kenalin aja dulu, ya itung-itung dapet temen baru aja. Gimana?" Irma menawarkan lagi.
"Ya udah deh. Temenan dulu nggak ada salahnya."
"Oke deh, sip. Besok gue tawarin dulu lo ke dia."
"Kampret lo! Lo kira gue barang pake ditawar-tawarin?" ujarku sewot. Terdengar suara tawa Irma di seberang sana.
"Maksud gue, gue tanya dulu juga sama dia, mau nggak gue kenalin sama lo. Gitu."
"Namanya siapa sih?"
"Ayu. Nama lengkapnya Kahiyang Ayu."
"Wow! Berasa ningrat banget." ujarku saat mendengar Irma menyebutkan namanya.
"Ya gitu deh. Bapaknya asli Solo, jadi njawir gitu deh."
"Cantik nggak?" aku mulai penasaran.
"Kita liat aja ntar." Irma cekikikan nggak jelas apa maksudnya.

***

Keesokan harinya..

Semalam aku berkenalan dengannya, Ayu maksudku. Setelah Irma menawarkan aku padanya, ehh maksudku menawarkan untuk dikenalkan denganku, dia pun tidak keberatan. Awalnya aku menelpon Ayu, setelah Irma meminta ijin kepadanya untuk memberikan nomor handphone padaku tentunya.

"Halo.."

Pertama mendengar suaranya, tanganku gemetar. Oh Tuhan, padahal aku belum melihat seperti apa orangnya. Bagaimana bisa?

"Ha.. halo.." semoga saja suaraku tidak terdengar gugup.
"Iya halo, maaf anda siapa ya?"
"Ehm... ini aku. Eru, temennya Irma." aku memperkenalkan diri. Ya Tuhan, handphone yang ku pegang basah karena tanganku mulai berkeringat. Headsetnya mana sih?

"Oh, iya. Irma udah bilang kamu malem ini mau telpon."
"Ehhm.. gitu ya? Gimana kalo aku telpon Irma? Jadi kita conference gitu, biar rame."
"Boleh juga."
"Oke, tunggu bentar ya." aku langsung menahan sambungan telpon ke Ayu barusan, kemudian menelpon Irma. Ir, bantuin gue ya biar nggak gugup kaya gini.

Well, percakapan telepon antara aku, Irma dan Ayu berlanjut sampai hampir jam 12 malam. Itupun aku lebih banyak diam, dan mendengarkan Irma ngobrol dengan Ayu. Aku masih.. gugup.

***

1 minggu kemudian..

Ayu..
Nama ini sekarang selalu menemani malam-malamku. Haha, maksudnya karena hampir tiap malam aku menghabiskan waktu untuk mengobrol dengannya via telpon. Dia menyenangkan dan memiliki kesukaan yang sama denganku, yaitu musik. Awal mendengar dia menyanyi, sungguh aku langsung mengetahui bahwa dia bisa memetik gitar.

"Sekilas tentang dirimu.. yang lama ku nanti.. memikat hatiku.. jumpa mu pertama kali.. Janji yang pernah terucap.. tuk satukan hati kita.. namun tak pernah terjadi.."

Aku tertegun mendengar dia menyanyi, suaranya merdu sekali. Itulah bait lagu pertama yang dia nyanyikan, lagu yang dibawakan oleh Ipang yang berjudul Tentang Cinta. Dan aku tidak menyangka, bahwa lagu ini akan terjadi kepadaku.

***

1 bulan kemudian..

Kahiyang Ayu.
Dia memang secantik namanya. Mungkin terdengar aneh karena aku masih belum bertemu dengannya. Namun aku sudah melihat fotonya di jejaring sosial, dia cantik. Dengan rambutnya yang bergelombang dan panjang, kulitnya yang kuning langsat, matanya yang agak sipit, senyumnya yang hanya mengangkat bibir sebelah kanan. Walaupun itu bisa dibilang senyuman sinis, tetap saja terlihat cantik.

***

2 bulan kemudian..


Kau.. telah.. membuat hidupku..
Menjadi lebih berarti..
Kau.. membuat... aku terbangun..
Dari kegelapan malam..

Bridge:
Aku.. ingin... memelukmu..
Menjadikan.. kau permaisuriku..
Aku.. ingin... memelukmu..
Dan tak akan pernah kulepaskan..

Reff:
Jangan kau pergi.. dari hidupku..
Ku mohon engkau pahami..
Bila memang kita.. harus berpisah..
Umurlah.. yang pisahkan kita..


Wah, nggak nyangka aku bisa bikin nih lagu. Aku kasih judul apa yaa?? Ehm... I'll Never Let You Go aja deh. Semoga aja ntar Ayu suka sama lagu ini, karena lagu ini memang buat dia. Lagu ini ungkapan perasaanku kepadanya.

***

3 bulan kemudian..

Disaat cintaku sedang tumbuh bersemi kaya gini, Ayu bilang seneng punya sahabat kaya aku. Sahabat. Cuma sahabat ternyata. Wajar sih, karena kita baru kenal tiga bulan, dan belum pernah ketemu. Hanya saja, aku mulai berharap kepadanya.

***

From: Ayu

Besok jd ktmu dirumah Irma gak?


SMS dari Ayu membuatku bingung, gugup dan tak karuan. Aku belum siap untuk bertemu dengannya. Maaf Yu, aku belum siap.

To: Ayu

Duh, gimana ya?
Motor aku lagi masuk bengkel nih.
Tapi aku usahain.

***

"Lo gimana sih Ru?

Semprot Irma langsung saat ku telpon siang ini.

"Gimana apanya Ir?" aku kebingungan.
"Ya elo sih, pake acara cari alesan buat nggak ketemu Ayu. Dia kecewa banget tau nggak sih? Dia udah bela-belain buat mudik, nyempetin waktunya buat pulang padahal dia masih ada urusan di kampus, tapi elo malah kayak gitu." nada bicara Irma terdengar sangat kesal, aku merasa bersalah dan menyesal.
"Ehmm.. motor gue masuk bengkel, ya gue nggak bisa ke rumah lo. Maaf deh." aku menjelaskan.
"Ohh ya? Kok bisa pas barengan gitu, bukannya Ayu udah bilang jauh hari sebelumnya kalo dia kemaren mau pulang?" Irma meragukanku.
"Beneran. Emang gue juga kepengin motor gue pake ngadat gitu." aku mulai sewot.
"Nih ya, kalo emang lo niat, lo kan bisa pinjem motor orang lain. Ngojek kek, naik angkot kek, toh juga rumah gue nggak jauh-jauh banget." ucapan Irma menohok hatiku.
"....."
"Kenapa diem? Bener kan apa yang gue bilang?"
"Iya iya. Gue nyesel, gue ngaku salah."
"Ya udah sono lo minta maaf gih ke Ayu, dia kemaren kecewa banget sama lo."
"Iya, ntar gue telpon dia."

***

Malam harinya..

"Halo."suara Ayu kembali membuatku gugup.
"Ehh, iya halo Ayu. Kamu lagi ngapain?" tanyaku basa-basi.
"Lagi gitaran aja nih. Kenapa Ru?" sayup-sayup ku dengar petikan gitar, entah dia sedang memainkan lagu apa.
"Ehmm.. gini Yu, aku mau minta maaf."
"Maaf? Minta maaf untuk apa?"
"Ya karena aku kemaren nggak bisa nemuin kamu, kamu kecewa ya sama aku?"
"..."
"Kok diem?" rasa bersalahku kembali muncul.
"Iya nggak papa kok Ru. Kan motormu lagi masuk bengkel, mungkin lain kesempatan kita bisa ketemu."
"Iya, lain kesempatan aku janji kita pasti ketemu kok. Maaf ya."
"Iya, gak papa. Ehh, nyanyi yuk. Tapi kamu yang main gitar ya?"
"Ayo. Bentar aku ambil gitarnya dulu." aku melangkah ke sebelah meja belajar, ku raih gitar akustik pemberian ayahku. "Mau nyanyi lagu apa?" aku membenarkan posisi duduk sambil memasang earphone, handphone kuletakkan di tempat tidur.
"Hmm.. gimana kalo Risalah Hati? Yang punya Dewa 19 itu."
"Boleh juga. Ayo dimulai." aku mulai memetik gitar.
"Hidupku tanpa cintamu.. Bagai malam tanpa bintang.."

Malam ini, berlalu dengan alunan merdu suara Ayu.

***

1 bulan kemudian..

"Lo udah siap buat ketemu sama Ayu?" Irma langsung menanyakan hal itu sesampainya aku di depan rumahnya.
"Siap kok. Dia udah di dalem apa?" padahal dalam hati rasanya grogi banget.
"Iya, dia udah di dalem. Yuk masuk."

Saat memasuki ruang tamu Irma, aku melihat seorang gadis sedang duduk, membaca majalah. Dia mendongakkan kepalanya saat menyadari kehadiranku, lalu tersenyum dan beranjak dari duduknya.
"Eru ya?" dia mengulurkan tangan. Aku tertegun memandangnya, sampai-sampai Irma menyenggol lenganku karena terlalu lama membiarkan tangannya berjabat tangan dengan udara.
Mampus! Aku nggak bisa menyembunyikan betapa gugupnya aku saat itu. "Ehh..ii.. iya, ini aku Eru. Ayu ya?"
"Kalian ini, udah sama-sama tau aja pake acara kenalan segala." Irma malah meledek kami berdua."
"Ya namanya juga pertama kali ketemu Ir, biasanya kan kenalan dulu." Ayu tersenyum padaku, rasanya lemas badanku. Apa ini yang disebut cinta pada pandangan pertama.

Hari itu berlalu dengan indahnya, aku menghabiskan seharian mengobrol dengan Ayu. Dan ini langsung, bukan via telfon. Aku juga sempat meminjam gitar milik temanku yang rumahnya tak jauh dari rumah Irma, tentu saja kami berduet dan menyanyikan lagu yang sering kami nyanyikan di telfon.
Ingin rasanya hari itu tidak berlalu begitu cepat, sehingga aku akan lebih lama menghabiskan waktu bersama Ayu. Tapi apa boleh buat, karena hari sudah sore dan Ayu harus pulang jadi kami harus berpisah. Ku harap suatu hari nanti aku dan Ayu bisa bertemu lagi.

***

3 hari kemudian...

Baru saja 3 hari berlalu sejak pertemuan pertamaku dengan Ayu, rasanya aku ingin segera bertemu lagi dengannya. Ahh, lebih baik aku SMS dia saja, aku benar-benar ingin bertemu lag dengan Ayu.

To: Ayu

Yu, kira-kira km minggu ini sibuk ga?
Aku pingin ktmu lg sm km.


5 menit, 10 menit, Ayu belum membalas juga SMS ku. Memang sejak aku tidak menemui Ayu dulu, dia sedikit berubah. Jarang atau lama membalas saat ku SMS, juga tidak pernah menelpon kalau bukan aku yang menelponnya. Sepertinya dia benar-benar kecewa padaku, sehingga beberapa minggu terakhir ini komunikasi kami tidak seintens dulu.
Handphone ku berdering setelah hampir setengah jam menunggu, ku lihat satu pesan baru tertera di layar.

From: Ayu

Loh, bukannya kemarin kita jg udah ktmu Ru?


To: Ayu

Hmm,, tapi aku kepingin ktmu lg sm km.
Km ga mau apa?


Untuk kali ini aku sedikit mendesaknya, karena aku ingin saat bertemu lagi dengannya akan ku utarakan seluruh perasaanku padanya.

From: Ayu

Maaf Ru.
Bukannya gimana-mana, tp aku udah ga bs
sering2 ktmu sm km. Aku mesti jaga perasaan
pacarku.


Balasan Ayu kali ini seperti petir menyambar di siang bolong. Pacar??
Bagaimana bisa dia udah punya pacar? Bukannya kemarin juga kata Irma dia baru aja putus? Oh Tuhan, atau jangan-jangan dia jadian sama temennya yang namanya Ricky itu. Aku inget, beberapa bulan yang lalu Ayu memang sering cerita kalo dia punya temen main namanya Ricky.

To: Ayu

Pacar? Siapa?

From: Ayu

Ricky


Voila!
Tebakanku tepat. Ya Tuhan, bagaimana bisa aku kecolongan gini?
Andai saja aku lebih cepat mengambil tindakan, mungkin sekarang Ayu sudah bersamaku. Andai saja waktu itu aku tidak menghindar untuk bertemu dengan Ayu. Selama beberapa hari rasanya aku tidak punya hasrat untuk berkomunikasi dengan Ayu.

***

To: Ayu

Km knp skrang beda sama aku Yu?


Kuberanikan diri untuk mengirim SMS pada Ayu, karena memang sikap Ayu sekarang menjadi berbeda padaku. Aku rindu Ayu, aku rindu saat Ayu menyanyi, tertawa, bahkan hanya sekedar bicara. 5 menit kemudian Ayu membalas SMS ku.

From: Ayu

beda gimana?
sama aja kok, mungkin prsaanmu aja Ru.


Teganya kamu Yu ngomong kaya gitu, kamu beneran nggak tau gimana perasaanku sama kamu apa pura-pura nggak tau sih?

To: Ayu

oke, klo aku punya salah maafin aku.
tp sbnernya aku udah lama pingin bilang
klo aku berharap bnyak sm km Yu.


From: Ayu

Maaf Ru, tp km tau sndri kan aku udah sm Ricky.
Hatiku udah sm Ricky semua, jd aku udh gak punya
apa2 buat aku ksh ke orang lain.

To: Ayu

Gitu ya? Bukannya aku doain yg gak baik,
tp semua kmungkinan bs trjadi. Yg jelas aku
bkal tunggu km Yu.
From: Ayu

jgn gitu Ru, percuma km nunggu yg gak pasti.
mnding km buka hati buat yg lain.

To: Ayu

ak udah mutusin, ak bkal tunggu km Yu.
wlwpun gitu, mungkin lbh baik kita gak usah
brhubungan lg. anggep aj kita gak pernah knal
gak prnah ktmu. mksih dan maaf buat smuanya.

 
Maafin aku Yu, aku nggak bisa kalo harus terus komunikasi denganmu sedangkan perasaanku begitu mendalam. Baru pernah aku merasakan perasaan sedalam ini, padahal baru pernah sekali bertemu. Pertemuan untuk pertama dan terakhir kalinya.
Ku raih gitar, dan ku nyanyikan lagu Tentang Cinta. Saat ini sungguh mewakili apa yang sedang terjadi padaku.



Sekilas tentang dirimu
Yang lama ku nanti
Memikat hatiku
Jumpamu pertama kali
Janji yang pernah terucap
Tuk satukan hati kita
Namun tak pernah terjadi
Mungkinkah masih ada waktu
Yang tersisa untukku
Mungkinkah masih ada cinta di hatimu

Andaikan saja aku tahu
Kau tak hadirkan cintamu
Inginku melepasmu dengan pelukan

Sesal yang datang selalu
Takkan membuatmu kembali
Maafkan aku yang tak pernah tahu
Hingga semuanya pun kini tlah berlalu

Maafkan aku
Maafkan aku

Mungkinkah masih ada waktu
Yang tersisa untukku
Mungkinkah masih ada cinta di hatimu

Andaikan saja aku tahu
Kau tak hadirkan cintamu

Inginku melepasmu dengan pelukan
Inginku melepasmu dengan pelukan
 


3 komentar:

  1. Ow Oww Owwww... tentang cinta yang memilukan...

    kenapa tokohnya mesti namanya Eru ya? Kayaknya indikasi ke Heru deh. Tapi ironisnya kenapa dibikin menyedihkan banget sih si Eru itu? #mencium gelagat balas dendam.

    BalasHapus
    Balasan
    1. iddiiihh..
      pede banget lu bang?
      nggak lah... nggak kpikiran lu sm skali malah wktu bkin nih cerita...

      Hapus
  2. Ehm, ehm. batuk aja ceritanya begitu... tragis

    BalasHapus